Kenapa Harus Bersyukur Sekarang? Jawaban Sains yang Akan Mengubah Hidupmu

Pernahkah kamu merasa hidup ini seperti perlombaan yang tidak pernah selesai? Kita terus-menerus mengejar sesuatu: pekerjaan lebih baik, pendapatan lebih tinggi, atau kehidupan yang tampak sempurna di media sosial. Tapi anehnya, semakin keras kita berlari, semakin kita merasa hampa.

Buku The Psychology of Gratitude yang disunting oleh Robert A. Emmons dan Michael E. McCullough membawa perspektif berbeda: mungkin, yang kita butuhkan bukanlah “lebih,” tetapi kemampuan untuk berhenti sejenak dan bersyukur.

Di tengah dunia yang dipenuhi tekanan dan ekspektasi, rasa syukur adalah jawaban yang sering kita abaikan. Emmons dan McCullough menjelaskan bahwa gratitude membantu kita memfokuskan perhatian pada apa yang sudah kita miliki, alih-alih terus terobsesi pada apa yang kurang. Saat kita mampu mengapresiasi hal-hal kecil dalam hidup – seperti udara segar atau obrolan hangat dengan teman – kita membuka pintu untuk merasa cukup. Dan cukup adalah fondasi dari kebahagiaan.

Menariknya, mereka juga membahas bahwa rasa syukur adalah penangkal alami stres modern. Dalam buku ini, dijelaskan bahwa gratitude secara ilmiah terbukti mengurangi kecemasan dan meningkatkan kualitas tidur. Saat kita bersyukur, tubuh kita memproduksi hormon positif seperti dopamin dan serotonin yang membuat kita merasa lebih tenang dan bahagia. Dengan kata lain, bersyukur bukan hanya urusan hati, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan fisik dan mental kita.

Mungkin kamu bertanya, “Tapi bagaimana bisa bersyukur kalau masalah terus datang?” Justru di sinilah peran rasa syukur menjadi sangat penting. Emmons dan McCullough mengungkapkan bahwa gratitude adalah kekuatan yang membantu kita melihat sisi positif di tengah tantangan. Saat kita melatih diri untuk bersyukur, kita tidak sedang menyangkal masalah, tetapi melatih pikiran untuk fokus pada apa yang masih bisa kita hargai. Ini adalah seni bertahan di tengah badai.

Lebih jauh, buku ini mengungkap bahwa rasa syukur memiliki akar yang mendalam dalam evolusi manusia. Di zaman purba, gratitude adalah alat untuk membangun kepercayaan dan kerja sama dalam kelompok. Ketika seseorang menerima bantuan, rasa syukur memastikan bahwa bantuan itu akan diingat dan dibalas di masa depan. Bahkan sekarang, hubungan sosial kita menjadi lebih kuat ketika kita saling mengucapkan terima kasih. Jadi, bersyukur tidak hanya membuat kita merasa lebih baik, tetapi juga mempererat koneksi dengan orang-orang di sekitar kita.

Namun, Emmons dan McCullough juga mengingatkan bahwa di era serba cepat ini, kita sering kehilangan kemampuan untuk bersyukur. Dunia modern seolah-olah dirancang untuk membuat kita merasa kurang. Iklan, media sosial, bahkan percakapan sehari-hari sering kali menyoroti apa yang belum kita miliki. Tapi, bukankah ini saatnya kita berhenti dan melawan arus itu? Mulailah dengan sederhana: tuliskan lima hal yang kamu syukuri hari ini.

Dan inilah inti dari semuanya: rasa syukur bukanlah sesuatu yang datang dengan sendirinya. Ini adalah kebiasaan yang harus dilatih. Buku ini seperti sahabat baik yang membisikkan kepada kita bahwa hidup tidak perlu serumit itu. Bersyukur adalah pilihan sederhana yang bisa mengubah cara kita melihat dunia. Jadi, kenapa harus menunggu? Mulailah sekarang, dan rasakan sendiri perbedaannya.

Dwiarko

Sejak 1998 sudah sering memberi training sehingga bila ditotal telah mencapai 21.000 jam lebih sebagai trainer, telah mencapai 2501 jam sebagai coach. Dan sudah berhasil mendampingi 895 orang dalam program ‘’meraih impian”. Selain itu sudah mendampingi 4000 UMKM sejak 2014.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *