Personal Branding untuk Perusahaan

Perusahaan sangat mengerti betapa pentingnya branding dan oleh karena itu mereka berani meng-investasikan untuk itu. Dalam globalisasi seperti sekarang ini, personal branding menjadi penting juga, mengingat persaingan datang dari negara lain seperti Malaysia, Singapura dan India. Kalau kita tidak mempunyai personal branding yang kuat, maka yang dapat terjadi adalah meskipun kemampuan kita sama atau lebih dibanding dengan “expatriate” tetapi gajinya mungkin saja lebih rendah. Sama halnya dengan produk, kita tidak membeli kopinya, melainkan membeli starbucks-nya atau tidak membeli sepatu olahraganya melainkan membeli Nike misalnya. Meskipun ada sepatu yang lebih baik dari Nike tetapi dijual dengan merek Franz, maka orang lebih memilih membeli Nike. Memang dalam keseharian, personal branding juga dikaitkan dengan community branding yang melekat dengan personal orang tersebut, seperti misalnya alumni universitas tertentu, asal negara atau asal perusahaan dapat mempersepsikan orang tersebut. Ada perusahaan konsultan besar yang terkenal, misalnya, di dalamnya mempunyai soft asset yang istimewa seperti karyawan yang cerdas, motivasi tinggi dan mempunyai talen sehingga keluaran dari perusahaan tersebut dapat dibayar mahal di perusahaan lain. Baik atau buruknya persepsi dapat diubah dan diciptakan pada saat kita mengelola brand kita sendiri. Dalam hal ini betapa pentingnya intangible asset yang namanya brand ini.

Belum lagi di era teknologi informasi seperti sekarang, personal branding dapat membantu banyak hal. Dalam hal e-mail misalnya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kita sering kali menerima email dan menghapusnya sebelum dibaca, karena kita menganggap email tersebut tidak penting. Begitu juga dengan sms. Kalau kita sudah memiliki personal branding yang kuat, bisa dipastikan bahwa email atau sms yang kita kirim tidak akan dihapus sebelum dibaca. Kalau dari keseharian, kita dapat menyebut dan mengenal orang-orang yang mempunyai personal brand yang kuat. Sebut saja Rhenald Khasali sebagai pakar di bidang manajemen atau Roy Suryo sebagai pakar telekomunikasi, misalnya. Nama mereka sudah dapat diasosiasikan dengan keahlian tertentu. Personal Branding seperti inilah yang kita perlu bangun untuk menjadikan kita lebih mempunyai value.

 

Brand seperti apa yang perlu dibangun? Jawabnya sederhana, yaitu brand yang terpercaya dan dibangun berdasarkan reputasi. Kalau kita seorang sales executive, tentu saja reputasi dilihat dari banyak aspek diantaranya adalah bagaimana kita mencapai target dan membina hubungan dengan pelanggan, misalnya. Seorang pemimpin dilihat dari bagaimana organisasi menjadi lebih berkembang dengan cara-cara yang benar, misalnya. Seperti sudah disebut sebelumnya, brand berkaitan dengan persepsi sehingga reputasi yang kita bangun seyogyanya selaras dengan persepsi yang akan kita bangun.

 

Tantangan kita sekarang adalah bagaimana kita memulai memasarkan brand kita? Banyak sekali cara tentang hal ini. Salah satunya sudah dibahas dalam edisi bulan lalu tentang online networking dan memang online networking merupakan tools yang efektif untuk membangn personal brand. Cara lainnya, misalnya, kalau kita senang menulis, coba kirimkan artikel ke media. Dalam hal ini tidak harus dimulai dengan media yang berskala nasional. Kita dapat memulai dengan media lokal atau komunitas kecil dulu. Kalau untuk mahasiswa, misalnya, dapat juga menulis di media kampus. Atau kalau kita senang sebagai public speaker, dapat dimulai dengan memberi seminar, mengajar, menjadi asisten atau lainnya. Tulisan, seminar, email yang kita kirim, dan lainnya diharapkan mencerminkan hal-hal yang berkaitan dengan brand kita. Cara-cara komunikasi yang disebutkan di atas tentu saja tidak memerlukan biaya besar tetapi dapat menciptakan word of mouth marketing, seperti halnya networking melalui teman, kolega, klien maupun customers. Yang tidak kalah pentingnya juga adalah aktif mengikuti organisasi profesi dan juga alumni.

 

Apapun profesi kita, personal brand perlu dibangun dan dikelola oleh diri kita sendiri. Kedudukan atau jabatan menjadi tidak signifikan lagi andai saja kita sudah mempunyai brand yang kuat karena hal itu akan mengikuti dengan sendirinya. Personal brand dapat menjadi intangible asset yang sangat bernilai seperti halnya cocacola, pepsi col, Mc Donald dan masih banyak lagi. Selamat dan sukese membangun brand.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kirim Pesan
Butuh bantuan?

Halo👋
Ada yang bisa kami bantu?
Jika ada yang ingin dipertanyakan silahkan hubungi kami melalui tombol dibawah ini 👇